Haii
readers ^^
Siang
hari saat saya menulis artikel ini kondisi cuaca di Depok lembab-lembab kering
gitu. Nahh kali ini artikel yang saya tulis bertajuk “TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN”, atau
yang dalam bahasa inggrisnya, disebut “DECISION MAKING”. Kenapa penting bagi kita untuk mempelajarinya?
Tentu saja karena didalam setiap sendi kehidupan, kita akan diperhadapkan
dengan berbagai keputusan, yang nanti akan berdampak penting bagi kita. Untuk
itu, dalam mengambil keputusan harus diperhitungkan benar baik buruknya, dan
saran penulis sih, dalam mengambil keputusan apalagi yang penting banget, di
usahakan dalam keadaan hati yang tenang dan baik, kalau lagi kesel atau marah,
mending tunda dulu deh ngambil keputusannya, karena keputusan yang diambil dengan
keadaan emosi, hasilnya ga pernah memuaskan. Yuklah daripada kelamaan cas cis
cus, mari kita pelajari bersama Teori Pengambilan Keputusan yang benar,
cekidot!!
APA ITU KEPUTUSAN?
Keputusan adalah hasil pemecahan
masalah yang dihadapinya dengan tegas. Pengambilan keputusan dapat dianggap
sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa
pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai
‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan.
Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses
pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
PENGERTIAN
KEPUTUSAN MENURUT BEBERAPA AHLI :
1.
Ralph
C. Davis (Hasan, 2004) memberikan definisi atau atau pengertian keputusan
sebagai hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat
menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan
perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang
sangat menyimpang dari rencana semula.
2.
Mary
Follet : memberikan definisi atau pengertian keputusan sebagai suatu atau
sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya
dan semuayang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumannya
atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal
dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.
3.
Menurut
George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku
(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
4.
Menurut
Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan
yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
5.
Menurut
James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk
memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Melihat dari pengertian beberapa
ahli diatas kesimpulannya adalah bahwa keputusan merupakan suatu tindakan
final yang diambil setelah proses musyawarah telah mencapai mufakat, atau
dengan kata lain suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang
dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat
lebih diterima oleh semua pihak.
DASAR
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut George R.Terry dan Brinckloe :
1.Pengambilan
Keputusan Berdasarkan INTUISI yaitu Pengambilan keputusan
yang berdasarkan perasaan hati yang seringkali bersifat subyektif sehingga
mudah terkena pengaruh.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat,
untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan
keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan sepihak dan bersifat
perasaan.Contohnya adalah ketika kita sedang menjadi relawan gempa bumi disuatu
daerah.sebelum kita memutuskan untuk menjadi relawan pastinya kita menimbang
rasa dan akhirnya kita mengambil keputusan secara intuisi.
2.Pengambilan
Keputusan RASIONAL yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan rasional berfikir dan lebih bersifat objektif. Keputusan yang
bersifat rasional berkaitan dengan daya guna piker atau berdasarkan
logika terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan
keputusan.Masalah–masalah
yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif dan dapat
diukur. Contohnya adalah ketika kita melakukan tawar menawar dalam aktivitas
jual beli dipasar,pastinya kita akan menggunakan logika untuk memperoleh barang
yang kita inginkan dengan harga yang semurah mungkin(harga yang masuk akal
menurut pembeli / keputusan rasional).
3.Pengambilan
Keputusan Berdasarkan PENGALAMAN yaitu Pengambilan
keputusan yang berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh sehingga dapat
digunakan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat
bermanfaat bagi pengetahuan praktis di kemudian hari. Orang
yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan
akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi
kini. Contohnya adalah ada seorang siswa
SMA yang sedang mengikuti UN, siswa tersebut ternyata kesulitan mengerjakan
soal dari UN.Dia memutuskan untuk menyontek pekerjaan temannya namun dia
teringat pengalaman saat waktu SD, dia ketahuan menyontek dan dimarahi oleh
guru dan orang tuanya, akhirnya siswa tersebut mengambil keputusan untuk tidak
menyontek dan mengerjakan dengan kemampuannya sendiri.
4.Pengambilan Keputusan Berdasarkan FAKTA
yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan data empiris dan fakta
nyata dan dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik sehingga dapat memberikan keputusan
yang valid sehingga tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat
lebih tinggi . Istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi.Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan
data.Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data.Dengan demikinan,
data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan. Contohnya adalah seorang peneliti yang mengambil
keputusan untuk mempresentasikan hasil penelitiannya, maka dia harus
memastikan hasil penelitiannya sesuai berdasarkan data yang empiris dan fakta
yang ada dilapangan.
5.Pengambilan
Keputusan Berdasarkan WEWENANG yaitu pengambilan keputusan
yang berdasarkan atas wewenang/kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang
menjadi pemimpin, biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap
bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih
rendah kedudukannya. Setiap
orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan
organisasi yang efektif dan efisien.Contohnya adalah seorang hakim yang
menjatuhkan vonis hukuman kepada terdakwa.
JENIS-JENIS KEPUTUSAN ORGANISASI
Jenis
Keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu
yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut.Bagian mana organisasi harus
dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana keputusan
tersebut difokuskan.
Secara
garis besar keputusan digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu :
a.
Keputusan
rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya
telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.
b.
Keputusan
tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak
bersifat rutin.
Dalam
mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode yang
digunakan, yaitu :
a.
Metode
pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan keputusan lebih
berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan.
b.
Metode
yang kedua adalah metode modern, dimana pengambilan keputusan didasarkan pada
perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti
komputer dan perhitungan statistik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan :
Menurut
Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan
sebagai berikut:
1. hal-hal
yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2. setiap
keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
organisasi;
3. setiap
keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan
kepentingan orang lain;
4. jarang
sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5. pengambilan
keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus
diubah menjadi tindakan fisik;
6. pengambilan
keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
7. diperlukan
pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
8. setiap
keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang
diambil itu betul; dan
9. setiap
keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan
berikutnya.
Kemudian
terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.
1.
Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan.Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan.Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Teori X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967) yang memiliki pandangan yang berbeda terhadap manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat negative (Teori X) dan bersifat positife (Teori Y) Mc. Gregor menyimpulkan bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan pada pengelompokan asumsi tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk perilakunya terhadap bawahan sesuai dengan asumsi tersebut . Dalam
Teori X terdapat empat asumsi , yaitu diantaranya :
1. bawahan tidk suka bekerja dan bilamana mungkin akan berusaha menghindarinya
2. karena bawahan tidak suka bekerja , mereka harus dipaksa , dikendalikan atau diancam dengan hukuman
3. bawahan akan mengelak tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti perintah formal
4. kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat ) dan hanya menunjukan sedikit ambisi
sedangkan , dalam teori Y diasumsikan bahwa :
1. bawahan memandang bahwa pekerjaan sama alamiyahnya dengan istirahat dan bermain
2. seseorang yang memiliki komitmen paada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri
3. seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima , bahkan mencari tanggung jawab
4. kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik (pendelegasian wewenang dan tanggung jawab)
Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Teori ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-orang dengan tipe dan y sehingga mampu berkontribusi dalam suatu organisasi . Tipe X yang cenderung malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan membutuhkan saluran komunikasi yang formal , dimana pemimpin dapat menginstruksikan berbagai perintah secara formal . berbeda dengan tipe Y , antara pemimpin dengan bawahan akan lebih sering berkomunikasi secara informal atau partisipatif . hal ini dilakukan karena kedua belah pihak sudah saling memahami dan bawahan memiliki pengalaman yang sudah baik .
Motivasi yang diberikan kepada tipe x , mungkin akan cenderung dengan pemberian hukuman yang tegas sehingga berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan sangat dibutuhkan . sedangkan untuk tipe y , komunikasi akan sangat mempengaruhi karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi diri untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam organisasi.
IMPLIKASI MANAJERIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Proses
Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial
yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap
perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan
keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana program
pengembangan sekolah.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya
yang dibahas saat ini adalah
manajerial atau manajemen
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Disini implikasi manajerial dalam
pengambilan keputusan memeiliki arti sebagai akibat dari pengambilan keputusan
yang diambil yang salah satu aspeknya akan dibahas seperti dibawah ini.
Sumber:
-
Muhammad
Ibrahim al-Nughaimish. TERAMPIL MENDENGARKAN rahasia anda disukai siapa saja.
Penerbit Zaman
-
Dr.Adil
Shadiq. Mengerti Permainan Psikologi. Penerbit Zaman
-
https://hasanismail25.wordpress.com/2013/05/15/bab-5-dan-6-definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan/
-